FAKTA AIR MINUM DAN KERANGKA KERJA MODEL INTEGRASI PRILAKU
Sumber gambar: Beritasatu.com |
Membincang perubahan prilaku, menyisakan
beberapa pertanyaan. Salah satunya, bagaimana bentuk perubahan prilaku saat
dihubungkan dengan kesehatan masyarakat. Salah duanya, terkait panjangnya waktu
yang dibutuhkan untuk terciptanya perubahan prilaku itu sendiri. Dan masih banyak lagi.
Salah satu rujukan yang bisa digunakan
dalam mendedah ihwal perubahan prilaku adalah Psikologi Komunikasi besutan Jalaludin Rakhmat. Dalam buku itu,
dengan ciamik Kang Jalal (begitu
orang-orang memanggilnya) menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan
komunikasi. Mulai dari aspek psikologi, hingga berbagai faktor yang
mempengaruhi komunikasi yang efektif.
Berangkat dari kondisi itu, membicarakan
perubahan prilaku menjadi sedemikian menariknya. Selain berhubungan dengan
kesehatan masyarakat, juga karena kita sulit ingkar pada frasa “ Tidak ada yang
tidak berubah di bawah matahari”. Dari sinilah saya akan memulai membahas
terkait perubahan prilaku itu sendiri.
Jika titik berangkat kita pada
kajian komprehensif Kang Jalal, mendedah perubahan prilaku bisa dimulai pada
faktor-faktor personal yang mempengaruhi prilaku manusia ( Hal: 32). Menurutnya
ada dua hal bisa menjadi perhatian, pertama melalui pendekatan yang berpusat
pada personal dan kedua melalui pendekatan yang berpusat pada situasi. Untuk
yang pertama kita akan mempertimbangkan berbagai hal yang berhubungan dengan
kebiasaan, sikap, motif, instink, dan lain sebagainya. Dan untuk yang kedua
berhubungan dengan aturan, normal sosial, dan lain sebagainya.
FAKTA AIR MINUM
Beberapa hari yang lalu, saya
berkesempatan gabung dalam sebuah kegiatan Bengkel Kerja Penyusunan Strategi
Perubahan Prilaku Dan Pemasaran Sektor Air Minum, Sanitasi, Dan Prilaku Hygiene.
Kegiatan ini sendiri diprakarsai oleh USAID, BAPPENAS, dan KEMENKES di Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut berbagai lembaga/organisasi mengambil bagian. Baik itu
organisasi pemerintah maupun lembaga non pemerintah. Mulai dari tingkat
kabupaten/kota hingga lembaga International.
Yang mencengangkan ialah paparan terkait
fakta air minum, bahwa kadar E.Coli
pada air minum tingkat rumah tangga adalah 67%, dan kadar E.Coli pada air minum pada sumber adalah 89% (Survei Kualitas Air;
UNICEF dan BPS, 2015). Menariknya lagi, untuk pilihan teknologi pengolahan air
minum jenis memasak ternyata tidak ada
pengurangan signifikan dari kadar E.Coli
itu sendiri. Masih dalam survei yang sama, didapatkan fakta bahwa berkurangnya
E.Coli dalam air minum tidak sampai 10%.
Terlepas dari lokasi survei
tersebut adalah di Yogyakarta, tetap saja informasi diatas cukup mengganggu,
bukan? Karena bisa jadi ini juga terjadi pada 99 kota dan 416 Kabupaten di
Indonesia.
Selain terkait kualitas air
minum, dalam kegiatan yang sama, program USAID IUWASH PLUS berkesempatan juga memaparkan
hasil Study Formatif pada 9 Provinsi ( Sumatra Utara, Jawa Barat, DKI Jakarta,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, dan Papua) di tahun
2017.
Fakta pertama dalam studi formatif
tersebut adalah terkait akses air minum. Dari tiga tahapan (Observasi, survei
rumah tangga, FGD, dan Wawancara mendalam) didapati bahwa cakupan air minum
yang paling banyak adalah bersumber dari air isi ulang (39%). Bahkan air minum yang
bersumber dari perpipaan (33%) masih kalah dibandingkan dengan sumur bor
sebagai sumber air minum (36%).
Fakta kedua, terkait pilihan
rumah tangga dalam mengolah air sebelum diminum. Dari studi tersebut terungkap
bahwa 84,4% rumah tangga memilih untuk memasak. Dan masih ada yang meminum langsung,
sebesar 7%.
Jika kita hubungkan fakta kedua
diatas dengan Survei Kualitas Air (SKA) yang dilakukan oleh UNICEF dan BPS,
terkait kadar E.Coli pada air minum,
sebenarnya tidak melulu berhubungan dengan pilihan pengolahan air saja. Hal
yang patut dipertimbangkan adalah aspek wadah penyimpanan air minum dan tahapan
dalam melakukan pengolahan air sebelum
diminum. Untuk itulah kita bisa lihat dari fakta berikutnya.
Fakta ketiga, 35% responden
membersihkan wadah di hari yang sama ketika survei dilakukan. 34,5% responden
membersihkan wadah air minum sehari sebelumnya. Dan 22,5% melakukannya kurang
dari seminggu. Untuk hal yang terkait dengan tahapan dalam merebus, dari 3458
responden terungkap bahwa 57% menyatakan bahwa langsung mematikan kompor ketika
air sudah mendidih.
Apakah tuan dan puan sudah bisa
menghubungkan antara SKA dan Studi Formatif ?
Jadi, menurut saya, tingginya presentasi
E.Coli pada air minum yang telah
direbus bisa jadi berhubungan pada intensitas aktivitas membersihkan wadah
penyimpanan air minum tadi. Bahkan, tidak menutup kemungkinan juga dipengaruhi
kebiasaan mematikan kompor seketika air dipandang telah mendidih.
Ini jadi masalah, tentu saja.
Bagaimana jika hal tersebut dihubungkan dengan perubahan prilaku?
PROGRAM PERUBAHAN PRILAKU
Pada hari kedua masih pada kegiatan
bengkel kerja tersebut, kami kemudian menyusun fakta-fakta yang dipaparkan hari
pertama ke dalam sebuah strategi bentuk kegiatan atau program. Alat yang
digunakan adalah Kerangka kerja Model Integrasi Prilaku WASH (MIP WASH). Alat
ini masih tergolong baru, setidaknya menurut saya.
Secara sederhana MIP WASH ini adalah
metode berfikir sistem yang mencakup 5 tingkatan dihubungkan dengan tiga aspek.
Untuk tingkatan, imulai dari tingkatan paling bawah adalah kebiasaan individu.
Tingkatan selanjutnya adalah Perorangan, kemudian diikuti dengan tingkat rumah
tangga, selanjutnya komunitas, dan yang tertinggi adalah sosial.
Sedangkan untuk tiga aspek yang
ada antara lain: aspek kontekstual, aspek psikososial, dan terakhir dengan
aspek teknologi.
Sebagai contoh tingkatan
kebiasaan individu ketika dihubungkan dengan aspek teknologi, kita akan bisa
melihat fakta bahwa hal ini berhubungan dengan kemudahan dalam menggunakan
teknologi tersebut. Artinya, sebuah teknologi akan dengan mudah diterima jika lebih
mengutamakan kemudahan dalam menggunakannya.
Atau contoh lain, saat tahapan
rumah tangga ketika dihubungkan dengan aspek psikososial melulu berhubungan
dengan norma sosial, rasa malu, dan aspirasi yang terakumulasi.
Dan seterusnya.
Kita kembali pada kegiatan bengkel
kerja dua hari ini. Setelah memberi penjelasan singkat terkait kerangka kerja
MIP WASH ini, kemudian kami peserta dibagikan beberapa informasi/fakta yang
muncul ketika studi formatif dilakukan. Setelah itu dipilah dan dipasang pada
kolom potongan tahapan dan aspek tadi.
Faktanya juga beragam. Mulai dari
fakta yang berhubungan dengan regulasi (tahapan sosial dan aspek kontekstual),
Lokasi bagunan sarana sarana air minum (tahapan komunitas dan aspek teknologi),
hingga nilai diri, pengetahuan, rasa jijik (tahapan perorangan dan aspek
psikososial).
Dari sini kemudian, akhirnya
peserta bisa menentukan bentuk intervensi/kegiatan apa yang bisa dilakukan
terkait perubahan prilaku itu sendiri.
Hasilnya beragam.
Di penghujung hari kedua, peserta
bengkel kerja akhirnya tersadar bahwa kerangka kerja MIP WASH ini sejatinya
bisa digunakan dalam menentukan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan
kesehatan masyarakat. Dan tidak hanya terikat pada soal air minum dan sanitasi
saja.
***
Tentu saja kegiatan ini merupakan
angin segar dengan catatan peserta bengkel kerja yang juga berasal dari perwakilan
sembilan provinsi mampu menerapkan kerangka kerja MIP ketika menyusun berbagai
program kesehatan masyarakat. Namun akan menjadi sia-sia jika wakil dari
pemerintah hanya menikmati fasilitas mewah dari tempat pelaksanaan kegiatan
tersebut, dan tidak lebih.
Entahlah.
Disclaimer:
Pesan sponsor. Bagi pembaca yang sedang membaca dan dibayar, berikut ini informasi berharga. Dibawah ini urutan untuk mewujudkannya. Bahkan cukup mudah. Mengisi survei dan dibayar. Jika tertarik ikuti langkah dibawah ini;
Pertama, mendaftar lewat peramban disini
Kedua, Isi form yang ada
Ketiga pilih survei yang anda minat ikuti
Keempat, tunggu bayarannya di transfer.
Pesan sponsor. Bagi pembaca yang sedang membaca dan dibayar, berikut ini informasi berharga. Dibawah ini urutan untuk mewujudkannya. Bahkan cukup mudah. Mengisi survei dan dibayar. Jika tertarik ikuti langkah dibawah ini;
Pertama, mendaftar lewat peramban disini
Kedua, Isi form yang ada
Ketiga pilih survei yang anda minat ikuti
Keempat, tunggu bayarannya di transfer.